Pemilik Lazada: Menelusuri Jejak Sukses Salah Satu Platform E-Commerce Terbesar di Asia Tenggara
Owner Alibaba Mengambil Alih 100%, Awal Mula Berdirinya Lazada, Kepemilikan oleh Alibaba, Pemilik Lazada, Peran Alibaba dalam Pertumbuhan LazadaPemilik Lazada, salah satu platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara, telah merevolusi cara orang berbelanja di internet. Dengan jutaan produk yang tersedia, mulai dari barang elektronik hingga pakaian, Lazada menjadi salah satu pemain utama dalam industri e-commerce di kawasan ini. Namun, di balik kesuksesannya, siapa sebenarnya pemilik Lazada? Dalam artikel ini, kita akan menelusuri perjalanan Lazada, serta siapa yang berada di balik pengembangan dan kepemilikan platform e-commerce ini.
Awal Mula Berdirinya Lazada
Lazada didirikan pada tahun 2012 oleh Maximilian Bittner, seorang pengusaha asal Jerman. Ia melihat peluang besar di pasar e-commerce Asia Tenggara yang sedang berkembang pesat. Bersama dengan tim pendirinya, Maximilian memulai perjalanan panjang untuk mengubah Lazada menjadi platform e-commerce yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai negara, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Pada awalnya, Lazada mendapatkan dukungan finansial dari Rocket Internet, sebuah perusahaan inkubator yang berbasis di Jerman dan dikenal memiliki sejumlah startup di berbagai negara. Rocket Internet memainkan peran penting dalam memberikan modal dan strategi untuk pengembangan Lazada. Namun, meskipun didirikan oleh Maximilian Bittner dan didukung oleh Rocket Internet, pemilik utama Lazada tidak sepenuhnya berasal dari perusahaan Jerman ini.
Peralihan Kepemilikan: Aliansi dengan Alibaba
Perjalanan Lazada mengalami perubahan signifikan pada tahun 2016. Alibaba Group, raksasa e-commerce asal Tiongkok yang dipimpin oleh Jack Ma, mengakuisisi sebagian besar saham Lazada. Pada saat itu, Alibaba membeli sekitar 51% saham Lazada dengan nilai investasi yang cukup besar, yaitu sekitar 1 miliar dolar AS. Akuisisi ini membawa perubahan besar dalam cara Lazada beroperasi dan berkembang di pasar Asia Tenggara.
Dengan adanya Alibaba sebagai pemilik utama, Lazada mendapatkan akses ke teknologi dan pengalaman Alibaba dalam e-commerce, logistik, dan sistem pembayaran digital. Hal ini memungkinkan Lazada untuk meningkatkan layanannya, memperluas jangkauan pasar, dan bersaing lebih ketat dengan pemain besar lainnya seperti Tokopedia dan Bukalapak di Indonesia.
Contoh Akuisisi:
Contoh dari dampak positif akuisisi ini adalah pengembangan platform Lazada yang lebih terintegrasi dengan sistem logistik dan pembayaran digital Alibaba. Fitur seperti Lazada Wallet dan Lazada Express adalah hasil dari kolaborasi antara Lazada dan Alibaba dalam meningkatkan efisiensi operasional dan kenyamanan pengguna.
Kepemilikan oleh Alibaba dan Pengaruh Jack Ma
Sejak akuisisi Alibaba pada 2016, Lazada telah menjadi bagian dari ekosistem Alibaba yang lebih besar. Jack Ma, pendiri Alibaba, adalah sosok yang sangat berpengaruh di balik kesuksesan Alibaba dan akuisisi Lazada. Meskipun Jack Ma tidak secara langsung terlibat dalam operasional Lazada, keputusannya untuk mengakuisisi platform ini telah membawa banyak perubahan positif.
Alibaba tidak hanya memberikan modal yang besar tetapi juga membawa teknologi canggih dan pengalaman bertahun-tahun dalam industri e-commerce. Dengan bantuan Alibaba, Lazada memperkenalkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen dan sistem logistik canggih yang memungkinkan pengiriman barang lebih cepat dan lebih efisien di seluruh Asia Tenggara.
Contoh Pengaruh Jack Ma:
Salah satu contoh konkret dari pengaruh Jack Ma adalah peluncuran 11.11 Global Shopping Festival di Lazada, yang mirip dengan acara belanja besar Alibaba di Tiongkok. Acara ini berhasil menarik jutaan konsumen dan penjual untuk berpartisipasi, mengubahnya menjadi salah satu festival belanja terbesar di Asia Tenggara.
Pembaruan Kepemilikan: Alibaba Mengambil Alih 100% Saham Lazada
Pada tahun 2018, Alibaba meningkatkan kepemilikannya di Lazada menjadi 100%. Ini berarti Lazada sepenuhnya dimiliki oleh Alibaba Group. Keputusan ini memperkuat komitmen Alibaba untuk memperluas pangsa pasarnya di Asia Tenggara, sebuah kawasan yang memiliki potensi pertumbuhan e-commerce yang sangat besar.
Setelah akuisisi penuh oleh Alibaba, Maximilian Bittner, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO, mengundurkan diri. Posisi CEO kemudian diambil alih oleh Cheng Lei, yang sebelumnya merupakan eksekutif senior di Alibaba. Di bawah kepemimpinan Cheng Lei, Lazada terus berkembang pesat, memperkenalkan lebih banyak fitur baru untuk mempermudah konsumen dan penjual dalam bertransaksi di platform mereka.
Contoh Pengaruh Akusisi 100%:
Salah satu dampak dari akuisisi penuh oleh Alibaba adalah pengembangan Lazada Logistics, sebuah sistem logistik yang lebih efisien yang terintegrasi dengan infrastruktur Alibaba. Hal ini memungkinkan pengiriman barang lebih cepat, dengan beberapa wilayah di Asia Tenggara mendapatkan layanan pengiriman dalam satu hari.
Peran Alibaba dalam Pertumbuhan Lazada
Sebagai pemilik penuh, Alibaba terus memperkenalkan inovasi-inovasi baru yang memperkuat Lazada di pasar Asia Tenggara. Selain teknologi, Alibaba juga membawa budaya perusahaan yang lebih terbuka dan kolaboratif, yang membuat Lazada lebih fleksibel dalam merespons kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Salah satu faktor penting yang dibawa Alibaba adalah integrasi dengan berbagai layanan digital mereka, seperti Alipay dan AliCloud. Hal ini memperluas kemampuan Lazada dalam menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih mudah dan aman bagi para konsumen.
Contoh Peran Alibaba:
Dengan integrasi Alipay, konsumen yang berbelanja di Lazada kini bisa menggunakan dompet digital yang aman untuk transaksi, yang meningkatkan kenyamanan dan keamanan dalam berbelanja online.
Lazada di Era Digital dan Tantangan yang Dihadapi
Meskipun Lazada terus berkembang pesat, platform ini tetap menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan posisinya di pasar yang sangat kompetitif. Sejumlah pesaing, seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan JD.id, terus berusaha menggeser pangsa pasar Lazada. Untuk itu, Lazada terus berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna dan memperkenalkan berbagai inovasi, mulai dari teknologi AR (Augmented Reality) untuk produk fashion hingga peningkatan fitur pencarian yang lebih canggih.
Contoh Tantangan:
Lazada menghadapi tantangan besar dari Shopee, yang juga didukung oleh grup besar seperti Sea Group. Shopee berhasil menguasai pangsa pasar yang lebih besar di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, berkat strategi pemasaran yang agresif dan program-program menarik untuk pengguna.
Kesimpulan: Pemilik Lazada dan Masa Depannya
Pemilik Lazada saat ini adalah Alibaba Group, dengan Jack Ma sebagai figur kunci di balik keputusan akuisisi yang membawa platform ini menuju kesuksesan yang lebih besar. Sejak diambil alih oleh Alibaba, Lazada telah mengalami transformasi besar, baik dari segi teknologi, model bisnis, maupun strategi pemasaran. Di masa depan, Lazada diprediksi akan terus berkembang dan bersaing dengan pemain-pemain besar lainnya di industri e-commerce Asia Tenggara.
Dengan teknologi dan dukungan dari Alibaba, Lazada siap untuk menguasai pasar yang terus berkembang di Asia Tenggara, sekaligus memberikan pengalaman belanja yang semakin nyaman dan efisien bagi jutaan konsumen di kawasan ini.